Rumah Osing
Rumah Osing
Rumah Adat Osing adalah rumah yang terbuat dari kayu dan bambu. Kayu yang digunakan biasanya adalah kayu bendo dan kayu cempaka yang kuat, serta mudah ditemukan di Kabupaten Banyuwangi. Rachmaniah M. Hariastuti dalam jurnal berjudul Kajian Konsep-Konsep Geometris Dalam Rumah Adat Osing Banyuwangi sebagai Dasar Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika, menyebutkan bahwa rumah adat Osing berupa susunan 4 tiang kayu dengan sistem tanding tanpa paku, tetapi menggunakan paju atau pasak pipih.
Keunikan rumah adat Osing adalah arah menghadapnya rumah ditentukan oleh hari kematian orang tua. Jika orangtua meninggal pada hari Senin, maka rumah akan menghadap ke barat. Jika meninggal pada hari Selasa, maka rumah harus menghadap ke timur. Jika meninggal pada hari Rabu, maka rumah harus menghadap ke selatan. Jika meninggal pada hari Kamis, maka rumah harus menghadap ke utara. Dan jika meninggal pada hari Minggu, rumah harus menghadap ke barat. Aturan adat tersebut membuat pola perumahan Rumah Osing tidak beraturan. Bagian depan rumah Osing tidak selalu menghadap ke jalan seperti pada rumah-rumah pada umumnya.
Rumah Adat Osing termasuk sederhana dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan lantai yang biasanya masih berupa tanah. Kayu pembentuk rumah Osing diukir dengan srengge, bunga pare, selimpet, dan juga kawung yang masing-masing memiliki makna filosofis. Motif srengge atau matahari melambangkan harapan akan masa depan rumah tangga yang cerah, bunga pare melambangkan kehidupan rumah tangga yang berlangsung lama dan terus menjalar, kawung melambangkan kesetiaan pada pasangan, dan selimpet (garis-garis) melambangkan kasih sayang yang tidak terbatas. Menurut bentuk atapnya, Rumah Adat Osing dibedakan menjadi tiga yaitu cerocogan, tikel balung, dan baresan. Cerocogan adalah rumah Osing dengan satu atap saja dan dihuni oleh satu keluarga dengan ekonomi rendah.
Baresan adalah rumah Osing dengan tiga sisi atap sehingga memiliki satu ruangan tambahan disebelah kanan atau kiri. Rumah Osing baresan dihuni oleh keluarga dengan ekonomi menengah. Sedangkan rumah Osing tikel balung terdiri dari empat buah sisi atap sehingga memiliki ruang tambahan di kanan dan kiri rumah. Rumah tikel balung biasanya dihuni oleh keluarga kaya dan terpandang.
Sumber:
https://perkim.id/cagar-budaya/keunikan-rumah-adat-osing-banyuwangi/