H.O.S Cokroaminoto
H.O.S Cokroaminoto
Salah satu pahlawan pergerakan nasional yang dikenal dengan nama Raden Hajdi Oemar Said Tjokroaminoto dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1882 di Desa Bukur, Madiun, Jawa Timur, Indonesia. Beliau merupakan keturunan bangsawan, ayahnya, R.M. Tjokroamiseno, seorang wedana atau asisten bupati. Sedangkan sang kakek, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat Bupati Ponorogo.
H.O.S Tjokroaminoto masuk pangreh praja setelah dia menamatkan studi di OSVIA, Magelang pada tahun 1990. Kurang lebih selama 7 tahun ia bergabung dalam keanggotaan pangreh praja, kemudian ia keluar di tahun 1907 karena sistem pendidikan di sana yang dinilai berbau feodal.
HOS Tjokroaminoto terkenal memiliki sifat simpatik, tegas dan berjiwa besar, cerdas dan beribawa. Tak hanya itu, ia pun juga dikenal sebagai seorang wartawan dan Seniman. Karirnya sebagai wartawan telah ia rintis sejak membantu Surat Kabar Suara Surabaya.
Di Indonesia, dia adalah ketua dari Sarekat Islam (SI) di Surabaya, Di bawah kendalinya pulalah SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional. Dia mulai bergabung dengan Sarekat Islam sejak bulan Mei 1912. Sebelum menjabat sebagai ketua SI, dia bekerja sebagai teknisi di Pabrik Gula Rogojampi. Hampir sepanjang hidupnya, ia bersinggungan langsung dengan perkembangan Sarekat Islam. Tercatat sejak usia 22 tahun Tjokroaminoto aktif ikut organisasi tersebut. Mulai dari ia bergabung jadi anggota Sarekat Dagang Islam Surabaya (SDI) pada usia 1912. Kemudian ia diminta merumuskan akta hukum SDI. Pada 10 September 1912 akta hukum pun selesai, dan SDI berganti nama jadi Sarekat Dagang Islam (SDI).
Tak sampai disitu, HOS Tjokroaminoto juga mencetuskan pendirian cabang-cabang SI di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puncaknya pada 13 Januari 1913, Tjokroaminoto memimpin rapat besar anggota organisasi tersebut di Surabaya yang dihadiri 80 ribu orang, Selang dua bulan setelah itu, pada 25 Maret 1913 di Surakarta, Cokroaminoto ditunjuk menjadi wakil Ketua CSI (Centraal Sarekat Islam) mendampingi Hadji Samanhoedi sebagai Ketua CSI yang berpusat di Solo.
Jabatan yang diembannya pun mengantarkan HOS Cokroaminoto menjadi Ketua Umum Sarekat Islam, menggantikan Samanhoedi. Terpilih pada 19-20 April 1914 pada saat kongres kedua yang berlangsung di Yogyakarta. Di tahun pertama kepemimpinan Tjokroaminoto, anggota resmi SI tercatat mencapai 400.000 orang. Kemudian Ia memimpin SI hingga akhirnya berubah menjadi partai politik hingga ia wafat.
Selain sebagai pimpinan SI, dia dianggap guru yang patut diteladani. Ajaran dan didikannya terhadap muridnya melahirkan beberapa tokoh nasional lain, seperti : Kartosuwiryo (berhaluan agamis), Muso Alimin (berhaluan sosialis/komunis), dan Soekarno (berhaluan nasionalis). Soekarno, salah satu murid H.O.S Cokroaminoto, adalah tokoh proklamator dan nasionalis yang menjabat sebagai presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Muso merupakan pelopor pemberontakan PKI di Madiun, Indonesia. Muridnya yang lain, Kartosuwiroyo, yang menginginkan terbentuknya Negara Islam Indonesia menjadi dalang dari gerakan DI/TII.
Di bulan September 1922, dia mulai menulis dan menerbitkan sebuah artikel berseri berjudul "Islam dan Sosialisme" di Soeara Boemiputera. H.O.S Tjokroaminoto menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta, Indonesia, karena penyakit yang dideritanya. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekuncen, Yogyakarta, Indonesia.
Sumber:
https://nasional.okezone.com/read/2021/11/25/337/2507184/kisah-hidup-hos-cokroaminoto-bapak-bangsa-dan-guru-proklamator-soekarno?page=1
https://www.merdeka.com/raden-hadji-oemar-said-tjokroaminoto/profil/
https://nasional.tempo.co/read/1540941/hos-tjokroaminoto-pemimpin-syarikat-islam-bapak-bangsa-ini-mertua-soekarno/full&view=ok
https://nasional.tempo.co/read/1495239/bapak-bangsa-hos-tjokroaminoto-sukarno-meniru-caranya-berorasi-sampai-berpeci/full&view=ok